Fitrah Islami Online

Penyebar Ilmu dan Maklumat Islami

HUJJAH RAPUH WAHABI : “SEANDAINYA ITU KEBAIKAN PASTI DIKETAHUI ULAMA SALAF”.

Argumentasi rapuh tersebut dikatakan oleh Wahabi tatkala mereka sudah tidak bisa menjawab batalnya dalil qiyas syiar maulid Nabi dari sisi syarat dan rukun rukun qiyas.

Dengan kejahilannya wahabi menyangka diamnya para ulama salaf itu sudah pasti atas dasar ilmu (mengetahui hukumnya haram). Padahal belum tentu. Bisa jadi diamnya ulama salaf itu karena tidak tahu dalilnya.

Karena faktanya banyak riwayat dari ulama salaf yang diam bukan karena ilmu, tapi karena tidak tahu. Dan perkataan tidak tahu tersebut bukan berarti merendahkan kemuliaan ahli ilmu, karena tidak tahu adalah setengah dari ilmu, dan itu manusiawi.
Oleh sebab itulah ketika Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dan Imam Jalaludin As Suyuthi menetapkan dalil qiyas, keduanya tidak sibuk memperhitungkan apakah qiyas itu sudah ditetapkan ulama salaf atau belum. Karena keduanya hafal riwayat riwayat dari ulama salaf yang diam atas suatu persoalan karena tidak tahu. Sedangkan Wahabi itu kan hafalan hadits dan atsar salafnya sedikit. Jadi mereka menyangka diamnya salaf sudah pasti hujjah di atas ilmu. Sehingga mereka membuat kesimpulan menetapkan sesuatu yang tidak dibahas ulama salaf sama dengan membantah pendapat ulama salaf…padahal ulama salaf tidak mengeluarkan pendapat apapun…
Ya maklum karena faktor jahil.

Berikut riwayat riwayat salaf yang menegaskan diamnya ulama salaf bukan karena ilmu, tapi karena tidak tahu.
ﻣﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻂ ﻳﻘﻮﻝ: ﻻ ﺃﺩﺭﻱ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻃﺎﻭﻭﺱ.
Sama sekali aku tidak pernah melihat orang alim berkata aku tidak tahu lebih banyak dari imam thowus.
Kitab Siyar A’lam An Nubala.

ﻋﻦ اﻟﺸﻌﺒﻲ، ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺃﺩﺭﻱ: ﻧﺼﻒ اﻟﻌﻠﻢ.
Dari Imam Asy Sya’bi, beliau berkata : Aku tidak tahu adalah setengah dari ilmu.
Kitab Siyar A’lam An Nubala.

عن معصب بن حيان : ﻛﻨﺖ ﻋﻨﺪ ﻋﻄﺎء ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺭﺑﺎﺡ، ﻓﺴﺌﻞ ﻋﻦ ﺷﻲء، ﻓﻘﺎﻝ: ﻻ ﺃﺩﺭﻱ: ﻧﺼﻒ اﻟﻌﻠﻢ
Dari Mu’shib bin hayyan : Aku pernah berada disisi imam Atho bin abu rabah lalu beliau ditanya seuatu masalah, lalu berkata : Aku tidak tahu adalah setengah ilmu.
Kitab Siyar A’lam An Nubala.

ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﺑﻦ ﺭﻓﻴﻊ: ﺳﺌﻞ ﻋﻄﺎء ﻋﻦ ﺷﻲء، ﻓﻘﺎﻝ: ﻻ ﺃﺩﺭﻱ
Abdul Aziz bin Rofi berkata : Imam Atho ditanya tentang sesuatu lalu berkata : aku tidak tahu.
Kitab Siyar A’lam An Nubala.

ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ هلال : ﺳﺄﻟﺖ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻋﻦ ﻣﺴﺄﻟﺔ، ﻓﻘﺎﻝ: ﻻ ﺃﺩﺭﻱ.
ﻓﻘﻠﺖ: ﻗﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﺮﺃﻳﻚ.
Abu Halal berkata : Aku pernah bertanya pada Imam Qatadah tentang satu masalah, lalu beliau menjawab : Aku tidak tahu. Lalu aku berkata : jawablah dengan akal mu.
ﻗﺎﻝ: ﻣﺎ ﻗﻠﺖ ﺑﺮﺃﻱ ﻣﻨﺬ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺳﻨﺔ.
Beliau berkata : Sudah lama aku tidak menjawab dengan akal semenjak 40 tahun silam.
Kitab Siyar A’lam An Nubala.

ﻭﻋﻦ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻗﺪ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻓﻠﻢ ﻳﺠﺐ ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﺣﺘﻰ ﺃﺩﺭﻱ ﺃﻥ اﻟﻔﻀﻞ ﻓﻲ اﻟﺴﻜﻮﺕ ﺃﻭ ﻓﻲ اﻟﺠﻮاﺏ.
Dan dari Imam Syafi’iy. Imam Syafi’iy pernah ditanya tentang suatu masalah lalu tidak menjawab, lalu ditanya kenapa, Imam Syafi’iy berkata : Sampai aku tahu sesungguhnya keutamaan itu ada di dalam diam atau di dalam menjawab.
Kitab Al Majmu.

ﻭﻋﻦ اﻷﺛﺮﻡ ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﻳﻜﺜﺮ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻻ ﺃﺩﺭﻱ
Dan dari Al Atsrom, aku pernah mendengar Imam Ahmad bin Hanbal banyak berkata Aku tidak tahu.
Kitab Al Majmu’.

Jadi tidak benar bahwa diamnya ulama salaf sudah pasti hujjah diatas ilmu, karena bisa saja karena tidak tahu dalilnya.
Sehingga menjadi lucu jika menetapkan dalil qiyas yang tidak ditetapkan ulama salaf dikatakan membantah pendapat ulama salaf.
Dan tidak bisa dipastikan seandainya itu baik pasti diketahui ulama salaf.

Abdurrachman Asy Syafi’iy

Hujah Wahabi

03/10/2022 - Posted by | wahabi | ,

No comments yet.

Leave a comment